Hai, lihat !
Lambaian bulir-bulir terikat
Pun cucuran deras keringat
Tak sanggup bebaskan penat
Harap lamun menjelma sua
Pada dinding-dinding kota tua
Yang meratap tanpa jiwa
Meski tau smuanya sia-sia
Tak tahukah kau
Bahwa tak s'mua racau
Sanggup terbitkan risau
Juga ciptakan kacau
Lantas...
Untuk apa kau bergegas
Mantapkan langkah tegas
Jika s'muanya tak pantas
Cukup..
Lebih baik mulutmu kau tutup
Kar'na cahaya t'lah kian redup
Dan lamat kudengar sayup-sayup
Bagai angin gemerisik
Kemudian berbisik
''Sajak ini hanyalah kata yang rapi tertata
Meski dia miliki irama
Namun sebenarnya tanpa makna
Siapa suruh kau baca !''
celotehien
Selasa, 31.08.10 - 00.20 a.m.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar